PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Dalam
kehidupan sehari-hari, komunikasi sering dilakukan yang merupakan kebutuhan
yang mendasar bagi setiap manusia. Komunikasi secara verbal (lisan) terjadi
pada saat seseorang dengan orang lain saling menyampaikan pesan/berdekatan ,
tetapi apabila berada dalam jarak yang jauh dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara untuk berkomunikasi. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris
yakni communication. Pada dasarnya, secara etimologis kata komunikasi berasal
dari bahasa Latin yaitu communication yang bersumber pada kata communis berarti
milik bersama atau membagi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
membangun pengertian dan kebersamaan sedangkan secara terminologis, kata
komunikasi merujuk pada proses penyampaian suatu pernyataan oleh pihak satu kepada
pihak lain. Pengertian Komunikasi merupakan suatu proses ketika seseorang
dengan orang lain saling menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak
lain/banyak pihak agar dapat terhubung dengan lingkungan sekitarnya.A.
Komunikasi
organisasi dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang dilakukan memiliki
ruang lingkup lebih besar. Komunikasi terjadi dalam penerimaan dan pengiriman
berbagai informasi organisasi dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Selain itu, jenis komunikasi ini banyak dari tiap individunya yang
memberikan pendapat yang berbeda, karena informasi yang disampaikan dari
masing-maing individu memiiki makna yang berbeda.
UNSUR-UNSUR
KOMUNIKASI
1.
Sumber, Semua
peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim
ineormasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang,
tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.
2. Pesan,
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya
diterjemahkan dengan kata massage, content atau informasi (Hafied Cangara,
2008;22-24).
3.
Media,
Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam
komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah
pancaindra manusia seperti mata dan teliga. Pesan-pesan yang diterima
pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan
menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.
4.
Penerima,
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelempok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam
istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris
disebut audience ataureceiver.
5. Pengaruh
atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan
antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan
tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan
atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan
(Hafied Cangara, 2008;22-27).
KLASIFIKASI
KOMUNIKASI
Dalam
konteks komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan situasi lingkungan tempat
proses komunikasi berlangsung, konteks ini sering disebut dengan konteks
Situasional lingkungan, konteks tersebut dibatasi oleh faktor komunikator dan
komunikan, feedback/umpan balik, kedekatan, media, saluran dan lain-lain. Para
pakar komunikasi memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam mengklasifikasikan
komunikasi, namun secara umum komunikasi dapat diklasifikasikan menurut jumlah
audiens atau peserta komunikasi, mulai dari yang paling sedikit hingga proses
komunikasi yang melibatkan banyak audiens.
Selanjutnya terdapat
tujuh klasifikasi komunikasi sesuai yang dikemukakan oleh west dan turner yaitu
:
1. Komunikasi
intrapersonal yaitu proses komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri.
2. Komunikasi
interpersonal yaitu proses komunikasi yang dilakukan antara individu secara
langsung dengan tatap muka (face to face communication).
3. Komunikasi
Kelompok Kecil yaitu proses komunikasi yang dilakukan oleh individu dengan
kelompok kecil, kelompok kecil ini biasanya berjumlah antara lima sampai tujuh
orang.
4. Komunikasi
Organisasi, komunikasi ini berkaitan dengan komunikasi interpersonal yang
berlangsung dalam suatu organisasi.
5. Komunikasi
Publik yaitu komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu terhadap orang
banyak (khalayak) dan pesan dalam komunikasi ini bersifat persuasive dengan
selalu memperhatikan analisis khalayak, kredibilitas komunikator dan proses
penyampaian pesan yang sifatnya membujuk.
6. Komunikasi
Massa yaitu menyapaikan pesan dengan menggunakan media, baik media cetak,
elektronik maupun new media (media
online).
7. Komunikasi
antarbudaya yaitu komunikasi yang dilakukan oleh individu-individu yang
memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda.
PERUBAHAN DAN
PERKEMBANGAN ORGANISASI
FAKTOR-FAKTOR
PERUBAHAN ORGANISASI
Dalam organisasi pada
hakekatnya itu terdapat beberapa faktor – faktor yang menyebabkan suatu
perubahan dalam organisasi tersebut.Setiap perubahan yang terjadi dalam
organisasi itu sangatlah berpengaruh besar terhadap perkembangan atau bahkan
penurunan dari organisasi tersebut dikarenakan karena ada sesuatu sistem yang
berubah dari organisasi tersebut dari sistem sebelumnya,itulah yang disebut
sebagai perubahan dimana cara – cara atau sistem – sistem lama dalam organisasi
itu berganti dengan cara – cara atau sistem – sistem baru dalam
organisasi.Untuk lebih jelasnya dibawah ini saya akan jelaskan beberapa faktor
penyebab terjadinya perubahan dalam organisasi antara lain :
·
Faktor
Ekstern ( Faktor Diluar Organisasi )
Faktor ekstern adalah faktor yang terjadi di luar
sebuah organisasi tersebut,contohnya itu seperti : faktor Teknologi dan
Pemerintahan yang mendukung suatu organisasi tersebut itu dapat berkembang dan
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.Selain itu ada lagi faktor ekstern
seperti : Selera pasar yang semakin hari semakin cepat berubah tergantung dari
selera konsumen,jadi perubahan tersebut sangat cepat terjadi.
·
Faktor
Intern ( Faktor Didalam Organisasi )
Faktor Intern adalah faktor yang terjadi di dalam
sebuah organisasi tersebut,contohnya itu seperti : faktor anggaran dalam
organisasi itu,jadi yang menyebabkan perubahan dalam organisasi tersebut karena
faktor anggaran adalah sistem atau kinerja dalam organisasi tersebut,misalnya
anggaran yang lama tidak memiliki suatu peningkatan atau hanya disitu – situ
saja,tetapi setelah adanya perubahan sistem anggaran yang baru dalam organisasi
tersebut,anggaran organisasi tersebut menjadi meningkat dan manajemen
keungannya juga bagus,itulah salah satu contoh perubahan intern dalam
organisasi.
PROSES PERUBAHAN
Dalam suatu proses itu ada beberapa langkah untuk
memenuhi tujuan organisasi tersebut yaitu :
·
Mengadakan
Pengkajian
Maksudnya adalah dalam organisasi tersebut diadakan
suatu pengkajian atau proses penindak lanjutan kegiatan – kegiatan atau cara –
cara apa saja dalam organisasi tersebut,misalnya diadakan pengkajian setiap
sebulan sekali dalam organisasi tersebut agar organisasi tersebut itu update
dengan info- info yang dapat menunjang kemajuan dan tujuan dari organisasi
tersebut.
·
Mengadakan
Identifikasi
Maksudnya adalah melakukan penyelidikan atau
pemeriksaan secara detail tentang permasalahan – permasalahan apa saja yang
terjadi dalam organisasi tersebut,misalnya mengadakan identifikasi masalah
kasus yang sedang terjadi dalam organisasi tersebut setiap seminggu
sekali,langkah tersebut bertujuan agar dalam organisasi tersebut tahu bagaimana
menyelesaikan masalah apa saja yang terjadi dalam organisasi tersebut.
·
Menetapkan
Perubahan
Maksudnya adalah menetapkan suatu perubahan yang baru
atau bisa dikatakan sebuah sistem baru dalam organisasi tersebut,misalkan
terjadi suatu perubahan sistem dalam organisasi tersebut dari sistem yang lama
dengan sistem yang baru dan apabila dilihat dari kinerjanya sistem baru
tersebut memang bagus dan berkembang dari sistem yang lama,maka perubahan
sistem tersebut harus ditetapkan dan meninggalkan sistem yang lama.
·
Menentukan
Strategi
Maksudnya adalah sebelum melangkah dan memutuskan
pilihan dalam suatu organisasi tersebut, harus ditentukan dulu matang – matang
atau difikirkan terlebih dahulu kira – kira strategi apa yang dapat memajukan
sebuah organisasi tersebut.
·
Melakukan
Evaluasi
Maksudnya adalah melakukan suatu perubahan –
perubahan sikap dalam organisasi tersebut,misalnya kita cari dulu apa yang
salah dalam organisasi tersebut dan solusi apa yang dapat menyelesaikan masalah
tersebut lalu kita benarkan kesalahan – kesalahan tersebut dan tidak akan
mengulanginya lagi,itulah yang disebut mengevaluasi atau bisa dikatakan
melakukan sebuah perubahan atau perbaikan dalam organisasi tersebut,dengan
sering kita mengevaluasi dalam organisasi tersebut, maka organisasi tersebut
menjadi bersikap hati – hati dan teliti dalam setiap bertindak melakukan
sesuatu yang berdampak langsung dalam organisasi tersebut.
CIRI
PENGEMBANGAN ORAGANISASI
Pengembangan organisasi
yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan
strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki
sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan
yang dihadapi oleh suatu organisasi.
2. Merupakan
kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan
terjadi terhadap suatu organisasi.
3. Menekankan
cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi
dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4. Mengandung
nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan
pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi,
interaksi dan interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi yang
lainnya.
6. Berbagai
satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
7. Menggunakan
pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
METODE
PENGEMBANGAN ORGANISASI
1.
Metode penngembangan perilaku
2.
Metode pengembangan ketrampilan dan
sikap
Pengembangan Organisasi
merupakan: Suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan
efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kutrangnya
kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya
komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua
tingkatan. Salah satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang
didasarkan atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton
mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang.
Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD yaitu :
1.
Latihan
2.
Pengembangan tim
3.
Pengembangan antar kelompok
4.
Penetapan tujuan organisasi
5.
Pencapaian tujuan
6.
Stabilitas
French dan Bell
menemukakan bahwa ”Pengembangan organisasi telah muncul dari ilmu pengetahuan
keperilakuan terapan dan psikologi sosial dan dari usaha-usaha yang berurutan
untuk menerapkan latihan laboratorium dan survei umpan balik ke dalam berbagai
sistem total”.
KEPEMIMPINAN
PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN
Tipe-tipe Kepemimpinan
Ada 6 tipe kepemimpinan
yang diakui keberadaannya secara luas.
1.Tipe pemimpin
Otokratis
Yaitu seorang pemimpin
yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi
sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan
sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima
kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung
kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan
penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan
dan punitif (bersifat menghukum)
2. Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin
yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan
sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung
pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada
formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin
yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima
kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara-
upacara untuk berbagai acara dan keadaan
3. Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin
yang:
• Menganggap bawahannya
sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu
melindungi
• Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha
tahu
4. Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar
belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki
kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya
tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin
yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5. Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang
bersifat:
• Dalam memimpin
organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para
anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati
nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap
tercapai.
• Organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari
orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh
masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang
tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang
memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
6.Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang
bersifat:
• Dalam proses
penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah
makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima
saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk
menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
• Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya
dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya
dalam proses pengambilan keputusan.
TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari
dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin
yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan
pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai
atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin
menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
- pengetahuan umum yang luas, daya
ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan;
- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu,
rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan,
keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh dan
berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen
dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat
memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak
selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita
renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai
berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan
oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2.Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori
ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan
kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini,
pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi
dan struktur inisiasi
Perilaku seorang
pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
b. berorientasi
kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang
berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain,
perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua
yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model
grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi
yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku
pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya
kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
3.Teori Situasional
Keberhasilan seorang
pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku
tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
·
Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
·
Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan;
·
Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
·
Norma yang dianut kelompok;
·
Rentang kendali;
·
Ancaman dari luar organisasi;
·
Tingkat stress;
·
Iklim yang terdapat dalam organisasi.
KASUS
1
Drs.Hartoyo telah
menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan
kurang lebih 6 bulan.Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari
tentara.Semangat departemennya rendah sejak dia bergabung dalam
perusahaan.Beberapa dari karyawan menunjukan sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam makan
siang,hartoyo bertanya kepada drs.abdul hakim,ak manajer departemen
keuangan,apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam
departemen produksi.Abdul hakim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal
melalui komunikasi ‘grapevine’bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang
dengan pengambilan semua keputusan yang dia buat sendiri
olehnya.Dia(Hartoyo)menyatakan ‘dalam tentara,saya membuat keputusan untuk
bagian saya,dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.’
PERTANYAAN KASUS
1.Gaya kepemimpinan
macam apa yang digunakan oleh hartoyo? Bagaimana keuntungan dan
kelemahannya?Bandingkan motivasi bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewaktu
ditentara.
2.Konsekuensinya apa
bila hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya?Apa saran anda bagi
perusahaan untuk merubah keadaan?
JAWAB
1.
Menurut pendapat saya : tipe
kepemimpinan yang ada di kasus 1 adalah tipe Militeristis karena mempergunakan
sistem perintah untuk menggerakkan bawahannya. keputusan yang diambil oleh
pemimpin adalah mutlak, tidak menerima kritikan dari bawahannya.
·
Kelemahannya : Banyak dari bawahan tidak
suka dengan cara pengambilan keputusan, oleh karena itu hubungan atasan dan
bawahan kurang baik.
·
Kelebihannya : Menerapkan sistem
disiplin terhadap bawahan adalah sikap yang baik. misalnya dalam hal waktu,
agar mereka lebih menghargai waktu.
2.
Saya setuju tangtang penerapan
kedisiplinan tinggi kepada bawahan. dalam suatu oraganisasi kita dituntut
bekerja sama, maka dari itu dalam pengambilan keputusan yang dilakukan pemimpin
harus juga menerima kritikan atau saran dari bawahannya. jika tidak, maka
konsekuensi hubungan pemimpin dan bawahan akan kurang baik atau tidak harmonis.
REFERENSI
http://isma-ismi.com/pengertian-komunikasi.html
https://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/unsur-unsur-komunikasi/
http://muktikomunikasi.blogspot.com/2014/03/klasifikasi-dan-konsep-dasar-komunikasi.html
http://kanissaputri.blogspot.com/2013/11/faktok-faktor-perubahan-organisasi.html
http://kanissaputri.blogspot.com/2013/11/ciri-ciri-pengembangan-organisasi.html
http://masegit.blogspot.com/2013/01/metode-perkembangan-organisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://muhammadluthfiug.blogspot.com/2015/01/komunikasiperkembangan-dan-kepemimpinan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar